Halaman

Rabu, 03 April 2013

sabar temannya pasrah


Ketika kesabaran dan sifat kepasrahan harus menjadi senjata untuk hidup.

Bukan ego, yang mengatas namakan diri dari segi apa pun, membumi dengan segala kerendahan alam yang diam merenung dan menerima semua perlakuan tetapi ia tidak diam. Tidak diam mereka bukan berontak, tetapi memendam do’a untuk memohon kesadaran yang waras dari siapa saja yang mengganggu keseimbangan bumi dengan serakah.

Bukan penampakan diri yang utama, diamlah melata seperti cacing.
Cacing ada pula yang menjadi Wali/Sunan. Tenanglah.

Tenggelamkan diri pada siapa pun, tiada yang patut kita banggakan pada diri kita sendiri. Karena Khalifah adalah pelayan/pembantu yang bertugas menjaga keseimbangan alam yang dititipkan.

Rasa kecewa, sakit dan merasa tidak di hargai adalah salah satu rasa yang menunjukkan bahwa diri adalah lebih dari pada siapa pun, karena merasa mampu atau lebih unggul dari yang lain.

Hidup itu paradoks

_12Januari2013.Sabtu_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar