Halaman

Rabu, 07 Desember 2011

PUTRA SANG SEMESTA

Aku bukan milik benda dan makhluk apapun di bumi ini
Aku anak semesta
Bukan milik daerah, bukan milik Negara
Aku adalah ciptaan Tuhan

Aku bukan milik siapa pun yang masih makhluk

Aku hanya ingin mengoptimalkan diri
Untuk bumi dan seisinya
Bila pun ada yang bermanfaat dari apa yang aku lakukan
Itu adalah hidayah dari Allah
Dan bila, yang aku lakukan adalah tiada bermanfaat
Maka,
Itu adalah diri aku
Maafkanlah atas semua yang dilakukan sang putra semesta ini
Dan, aku bertobat pada-Mu

Aku hanya berusaha menjadi manusia berguna bagi makhluk lain

Aku anak semesta
Bukan milik daerah, bukan milik Negara
Aku adalah ciptaan Tuhan

Aku bukan milik siapa pun yang masih makhluk


 Endang Taufik
Kamis, Juli 10 2008

dari Paskibra Tanjungsari Bogor

Dengarlah Ibu putra putri mu menyanyikan lagu pujian untuk mu

Lirih....

Ibu kami tidak diperhatikan, padahal kami akan bertugas mengibarkan panji mu Ibu
Kulit kami yang terbakar matahari
Peluh kami yang telah menguap di udara
Tak pula mereka melihat kami

Apakah sejarah memang tinggal sejarah Ibu...

Ibu pertiwi ku nan anggun, lihatlah kami..
Berikan setetes perhatian mu untuk kami
Kami merindukan itu ibu, kami sangat merindukannya
Kami memang berada di pelosok tanah mu, namun kami adalah putra dan putri mu Ibu

Jangan biarkan asa ini berubah seperti kulit kami
Jangan biarkan asa ini menguap seperti peluh kami

Kami yang merindu sorot kedua belah mata
Kami pemuda yang bersemangat seperti para pendahulu kami di Rengas dengklok
Kami merindu Ibu
Kami merindu Ibu pertiwi yang bijaksana.

Endang Taufik
23072011

Tiba

Tiba-tiba aku rindu sahabatku yang lama tidak berjumpa....
Ternyata pertemanan yang kulakukan sekarang dengan kawan-kawan yang baru, hanyalah sebatas teman saja mereka tidak pernah mau mengerti bahkan tidak memperdulikan...

Dan sahabat ku yang kini menjadi saudara,,,mereka berani menyatu dan larut bersama-sama meskipun jelas kita berbeda...

Saudaraku....
Entah apa yang ada di pikiran mereka tentang pertemanan....mungkinkah di pertemanan mereka ada kata kalah dan menang.

Terkadang aku merasa menyesal berteman dengan mereka, bila aku tidak ingat bahwa apa pun yang terjadi 
pada lembar kisah kehidupan adalah mempunyai misi tersendiri.

Endang Taufik
2011

Terkutuklah aku

Bulan Ramadhan itu selalu membuatku berpikir tidak wajar, menambah kepekaan akan rasa dan sensitivitas terhadap hidup bahkan melankolis. Sungguh bulan puasa itu bulan yang paling aneh.

Tiada lagi, asa yang ada karena hari ini Rabu, 24 Agustus 2011 telah terjual  pohon harapan dari keluarga bapak ku berikut dengan tanahnya... Siapkan lagu genderang kemiskinan lara yang nestapa, karena setelah terjualnya pohon harapan berikut tanahnya, tiada lagi yang kan menjadi tumpuan....semua harus mandiri...mampukah???

Entah harus bahagia atau sedihkah, yang ada aku miris sakit, seperti melihat bapak ku yang duduk di mobil waktu mengantar adiknya ke rumah sakit yang kini sudah almarhum.

Aku mengutuk takdir, nasib atau garisan apa saja yang menimpaku

Endang Taufik
Agustus, 2011

Murka

Murka Tuhan, murka akhirat
Murka bumi, murka alamnya
Manusia mau apa
Manusia punya siapa
Manusia goblog tingkahnya
Manusia tak tahu diri
Hancurkan diri
Hancurkan bumi
Hancurkan Tuhannya sendiri

Endang Taufik
17 September 2011

Ketika aku menyapa Bumi (Hujan)

Dengarlah suaraku yang menyentuh bumi, bukankah kau merindunya. Puaskah dahagamu, ketika kerontang di antara kamu banyak yang menengadah berdoa beserta puja puji, meminta, bahkan mengutuk langit. Dan apakah ketika aku turun menyapa, kamu akan meneruskan doa-doa dan puja puji mu?

Ketika aku menyapa bumi, ada yang merindunya ada pula yang mencemaskannya. Ketika aku datang terjadi longsor, ketika aku datang banjir pun tiba. Patutkah kamu menyalahkan aku atas itu?

Ketika aku menyapa bumi dari kerinduannya, menyampaikan salam kepada tanah-tanah gersang, menyampaikan kabar kepada tanah-tanah tandus. Aku sungguh sedih, ketika aku datang pada tanah yang sudah tak ada pohonnya lagi, kini aku tidak bisa bercengkerama lama dengan akar pohon. Dan ketika aku datang, di antara kamu pun menyalahkan kami, dan kamu sebut itu bencana alam.

Kami adalah kumpulan titik-titik air yang mendinginkan tetapi tidak membekukan, kami datang atas panggilan kerinduan kalian, kenapa kami yang di salahkan atas adanya longsor, banjir, dan bah. Kami datang dengan kadar air yang masih sama seperti dulu, dengan jumlah yang sama pula atas apa yang bumi butuhkan, lantas kenapa kamu bunuh sebagian dari yang membutuhkan kami, apakah kamu juga tidak membutuhkan kami?

Kini aku pun datang tiada kan lama, kami hanya datang untuk menyapa salam rindu pula dari kami kepada tanah yang setia, kepada roh-roh pohon yang telah di bunuh dengan paksa, kepada manusia yang selalu berdo’a, kepada yang selalu menjaga keseimbangan.

Endang Taufik
18 September 2011

Orang Gila takut Orang Gila

Ada orang gila yang takut orang gila

Ada berapakah tingkatan gila itu?

Termasuk tingkatan yang mana anda?

Entah mana yang kita bisa katakan manusia normal atau waras, bayi, anak kecil, remaja, dewasa atau tua, atau juga yang tua terus susah mati.
Entah bagaimana dan pada waktu kapan sel saraf di otak kita berakar dan bercabang, kemudian entah juga kapan sel di otak kita yang terputus, kita tidak mungkin pasti dapat menghitungnya berapa yang mulai tumbuh bercabang atau berapa urat saraf kita yang terputus.

Setiap manusia dengan kegilaan masing-masing, tersendiri. Percaya atau tidak silahkan anda buktikan sendiri. Sewaras apakah anda? Dan batasan waras itu relatif.

Endang Taufik
16072011 

DASAR MANUSIA MAKHLUK SOSIAL


Berkoloni
Berorganisasi
Berkomunitas
Akhirnya.....
Individu
Sendiri
Kemudian....
Berkoloni kembali
Berorganisasi kembali
Berkomunitas kembali
Akhirnya.....
Individu lagi
Sendiri lagi
Kemudian....
Bersosialisasi kembali...

Dasar manusia makhluk sosial


Pasirtanjung, 16 November 2011

Dan Isya pun di Tunggu

Dan Isya pun kini di tunggu...
Ada yang cemburu
Ada yang minder
Semua berakhir dengan senyum
Kunang kunang bercahaya rindu

Endang Taufik
01082011

Untuk Calon Istriku (kecil)

Tanpa mu
Gelap tanpa satu titik cahaya
Tiada gambaran asa yang ku kejar di hari esok

Dengan mu

Ku telah temukan celah-celah kedewasaan ku
Aku lebih memaknai hari dan terus berencana untuk esok

Aku tiada batas berbicara dengan kamu
Kita berbicara apa adanya tanpa labirin

Aku sayang kamu
Apa adanya

Biarkan kita terus berjalan apa adanya
Jangan biarkan prasangka dan rasa kesendirian menghantui perjalanan kita

Aku sayang kamu
Apa adanya

Aku yakin Tuhan pasti mempunyai rencana yang indah untuk kita.

Minggu, 16 Januari 2011

KECIL

Kan ku tuangkan kecendawan mana air kehidupanku ini, segalanya adalah misteri, segalanya sering membuat raguku berkeliaran memenuhi rongga tubuh.

“Tuhan aku tidak kuat lagi menahan bendungan rapuh ini. Air kasih sayang ini ingin ku berbagi atasnya, tetapi Kau hanya tersenyum dengan misteri Mu, membiarkan aku mencari dan terus menahan genangan air ini yang semakin hari semakin bertambah.”

Ketakutan meraja karena ketidaktahuan, langkahku semakin ragu, mataku semakin cemas, pertanyaan-pertanyaan terus menembaki aku dengan berjuta pelurunya.

“Tuhan sebenarnya aku tidak mau ambil risiko, mungkin juga aku terlalu penakut tapi aku masih mengikuti perintah Mu. Tuhan peperangan di dalam diri ini semakin sengit dan bendungan rapuh itu sudah retak-retak, aku takut nanti air kehidupan kasih sayangnya akan membabi buta mengaliri apa saja. Tuhan lindungilah.”

Pasti semua ada yang menunggu ada juga yang di tunggu, waktu yang menjadi hakim kehidupan yang akan memutuskan kapan hari itu tiba.

Langit alam raya
Hujan petir
Matahari

Aku merindu sangat.....
Tetapi apakah rasa ini tanpa cendawan tuk menuangkannya

Purnama
Malam
Kabut

Aku ingin kejelasan dari senyum
Aku ingin bersama yang tersenyum

Pagi
Embun
Udara

Aku, sebentar lagi akan membongkar bendungan itu
Sendiri
Aku percaya pada naluriku bahwasannya;

“Air kasih sayang kehidupan itu akan menghancurkan bendungan rapuhnya, dan aku percaya air itu tidak akan keluar dari garis MU.”

Semoga Kau selalu tersenyum.

011109 

Setelah Sakit Gusi

Kecil Abie
Ketika sakit gusi selesai

Sakit magh ku kambuh
Ketika sakit itu menjadi
Bayangmu ada di sebelah tempat tidurku
Sungguh aku ingin memelukmu
Kamu menatap ku dengan heran
Kamu menatapku dengan kebingungan
‘apa yang harus aku lakukan’
Itu sebuah pertanyaan dari raut wajah kecil mu
Ketika melihat ku kesakitan

Kecil Abie
Ketika sakit magh selesai

Mencret
Aku biarkan saja
Aku pikir biar saja supaya terkuras semua
Kata itu mengutip dari kamu
Tetapi...
Sudah 4 hari tidak kunjung sembuh
Dan parahnya lagi..
Sejak awal tamu mencretku datang
Ia datang bersama teman atau saudaranya
Aku kurang paham
Ia datang bersama darah
Ya, darah segar ...

Kecil abie
Aku ingin memeluk mu
Tapi mungkin kini tidak bisa
Kamu sudah tidak berminat lagi untuk itu.

Lemas

Akhir November 2011 

Untuk Kupu kupu Kecil ku

10 September 2011

Kupu-kupu kecil ku, tahu kah kau kalau aku tiba-tiba merasa resah yang sangat. Aku pikir ini adalah efek dari kafein yang ku minum tetapi resah ini berbeda. Membuat gemetar seluruh badan ku.

Kupu-kupu kecil ku, tenang lah jangan resah, aku kan datang untuk mu. Meski, aku bukan salah satu obat penyembuh penyakit mu.

Kupu-kupu kecil ku, aku datang pada mu. Mata mu menurut sebagian rasaku itu bukan seutuhnya kamu, di dalam diri kamu ada yang berontak untuk keluar tetapi waktu mengatakan belum saatnya.

Kupu-kupu kecil ku, ketika aku keluar gedung yang akan di jadikan gedung penyapa langit, malam itu rembulan indah, membuat iri lampu-lampu rumah sakit yang terawat itu.

11 September 2011

Kupu-kupu kecil ku, pagi aku bisa melihat lagi pecahan-pecahan awan putih yang mulai menyebar mengisi langit-langit bumi. Tahu kah kamu kalau awan putih itu saat senja akan berkumpul dan menjadi satu, kemudian pada pagi hari ia akan memecah diri. Seperti perintah dari Allah yang disampaikan oleh Rasulullah supaya umatnya mencari menyebar ke setiap penjuru semesta untuk mencari rahmat Allah.


(Tulisan ini di bawa oleh kupu-kupu kecil di kamar, saat aku resah menunggu kabar dari sakit mu. Kemudian rasa tulisan ini terbawa hingga kita bertemu sampai aku pulang. Seperti kupu-kupu kecil yang terbang entah kemana memberikan rasa keindahan kata_Rumah sakit Amanda Serang Cikarang Selatan).