Halaman

Sabtu, 14 Januari 2012

sungai Kering


Asap dan khayal berlarian menuju awan
Merayu malaikat turunkan air langit
Untuk melepaskan dahaga sungai-sungai kering.

[2003]

Kerefitas


Aku minum air yang bercampur serbuk kayu dan kertas
Aku makan bercampur dengan tinta warna
Tidurku beralaskan potongan kayu
Selimutku dari kertas sobekan

Pengap ruang jadikan saksi
Masa depan yang sangsi

[1 Oktober 2003]

benang Senja

Menjahit hati dengan benang senja
Tidak sakit
Tidak berdarah
Tidak bernyawa

[19 September 2003]

Keponakanku

Keponakanku
Saat air ketuban ibumu pertama pecah
Matahari mulai berbenah pulang
Dan rembulan pun datang dengan sigap terangi malam

Jalanan tenang sunyi
Hanya sesekali mobil melesat kencang
Aku pamanmu dan nenekmu menjemput bidan

Keponakanku
Kamu terlahir saat pencurian motor saingi togel

Keponakanku
Aku sudah mengantuk
Tetapi kekekmu mendahului bermimpi

Sesaat aku keluar rumah
Menikmati sebatang rokok

Keponakanku
Langit saat itu riang
Kerlip bintang dan purnama
Mereka sudah menunggu kamu lahir

Rokok pun habis
Aku masuk kembali ke rumah
Menikmati acara yang tersisa di tv
Satu jam berlalu

Kau pun terlahir keponakanku
Selamat datang
Selamat datang di fana bumi
Selamat datang

[nadianurulaulia, 09 Januari 2004]

Akar Bintang

Bekas telapak kaki kami akan menjadi penerang
Untuk kami dan yang membutuhkan
Bintang kami akan selalu menerangi
Dengan kehangatan cahaya silaturahmi
Yang berakar dari hati dan jiwa kami

Akar dan bintang ini
Akan selalu menemani langkah kami

[Desember 2003]

lamaran Kerja

Lamaran kerja ya lamaran kerja
Tak ada uang pasti di tunda
Lembaran kertas sudah banyak terbuang
Sudah bosan bapak polisi membuat SKKB untukku

Lamaran kerja ya lamaran kerja
Tak ada saudara pasti menganga
Lelah tanganku menulis surat permohonan kerja
Letih kaki berpijak di atas tanah pabrik
Bosan pak Satpam terima mapku

Lamaran kerja ya lamaran kerja
Tak ada uang pasti di tunda
Sebenarnya aku tidak mau pekerjaannya
Aku hanya butuh uangnya
Sebenarnya aku tidak mau beranjak
Tetapi usiaku selalu mendesak

Lamaran kerja ya lamaran kerja
Tak ada saudara pasti menganga
Mau pake sogokan, tidak ada modal
Minta bantuan saudara, bikin sakit kepala

Aku sudah berusaha
Aku sudah berjuang
Aku pasrah

[Rabu, Maret 03 2004]

pana Kata


Jangan terpana karena kata
Jangan terbius karena kiasaannya

Aku percaya keseriusanmu
Tetapi...
Aku tidak percaya dengan diriku sendiri

Angin selalu mengajak aku pergi

[10 Maret 2004]

Besuk


Berbondong orang berdatangan
Dari sanak keluarga sampai tetangga
Semua ikut dibawa
Ramaikan suasana
Sedikit redam duka

Mendengar bayi menangis
Si bapak dengan mata berkaca-kaca membeku kaku
Tidak bisa berkata
Berdo’a pasrah si Ibu selalu panjatkan

Sabar
Tabahlah
Kata seorang penjenguk

[15 Maret 2004]

Karyawati


Pekerjaan sudah kau dapatkan tanpa sogokan
Namun tetap risi
Tanggal gajian jauh di depan

Letih kau pulang dari pabrik menuju kontrakan yang tidak ada makanan

Walaupun tanpa sogokan
Tetap saja susah untuk makan
Modal untuk menunggu gajih sudah terhempas kebutuhan lain

Bertahan
Sabar
Bertahan
Sabar
Itulah yang dikatakan hati tegar mu

Di depan pintu kontrakan
Kau menunggu adikmu membawa kiriman
Tetapi ia tidak datang

Adikmu sudah berusaha
Ibumu pasrah berdo’a

Bertahanlah
Air matamu akan mengalir
Menuju samudra kebahagiaan
Untuk adikmu, ibumu, dan bapakmu
Bertahanlah dan berbahagialah

[Selasa, 20 April 2004]

Lelah


Kamu yang memeluk kelelahan asaku
Sekarang saat ini kamu bisa mengerti
Besok mungkin kamu akan mengutuk dan menuntut
Dari keadaanku

[Mei 2004]