Bukan ego, yang mengatas namakan diri dari segi apa pun, membumi dengan
segala kerendahan alam yang diam merenung dan menerima semua perlakuan tetapi
ia tidak diam. Tidak diam mereka bukan berontak, tetapi memendam do’a untuk
memohon kesadaran yang waras dari siapa saja yang mengganggu keseimbangan bumi
dengan serakah.
Bukan penampakan diri yang utama, diamlah melata seperti cacing.
Cacing ada pula yang menjadi Wali/Sunan. Tenanglah.
Tenggelamkan diri pada siapa pun, tiada yang patut kita banggakan pada diri
kita sendiri. Karena Khalifah adalah pelayan/pembantu yang bertugas menjaga
keseimbangan alam yang dititipkan.
Rasa kecewa, sakit dan merasa tidak di hargai adalah salah satu rasa yang
menunjukkan bahwa diri adalah lebih dari pada siapa pun, karena merasa mampu
atau lebih unggul dari yang lain.
Hidup itu paradoks
_12Januari2013Sabtu_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar